KARTINI(Kuningan) – Ia adalah salah satu dari 50 penerima manfaat program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) yang diberikan oleh Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung di Aula SLB Perwari Kuningan, Rabu (28/05). “Bagi kami yang selama ini hanya bisa berharap, bantuan ini seperti embun di musim kemarau,” ungkap Siti Marfuah, seorang penyandang disabilitas netra, dengan suara bergetar.
Dalam suasana haru dan penuh rasa syukur, puluhan warga lanjut usia, penyandang disabilitas, dan Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) menerima bantuan kebutuhan dasar yang telah lama mereka nanti. Penyerahan bantuan ini dilakukan secara simbolis oleh Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., yang hadir didampingi Ketua LKKS Hj. Ela Helayati, S.Sos., Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kuningan Dr. H. Toto Toharudin, M.Pd., dan Direktur BANK Kuningan H. Dodo Warda, S.E., M.M.

“Bantuan ini bukan sekadar barang, tapi ini bukti bahwa kami diakui, diperhatikan, dan tidak sendiri dalam menghadapi hidup,” kata Asep, penyandang disabilitas fisik yang sehari-hari menjual gorengan di depan rumahnya. Baginya, bantuan ini adalah semangat baru untuk terus berjuang meski dengan segala keterbatasan.
Selain bantuan kebutuhan dasar, program ini juga menyerahkan buku rekening bagi calon penerima bantuan pengembangan ekonomi. Bagi Nurhayati, seorang ibu ODHA yang merawat dua anak, rekening itu adalah simbol harapan. “Saya ingin usaha kecil saya menjahit bisa berkembang. Dulu sempat putus asa, tapi sekarang saya merasa punya pijakan untuk berdiri kembali,” tuturnya.
Bupati Kuningan dalam sambutannya menyampaikan apresiasi mendalam kepada Poltekesos Bandung yang telah hadir langsung di tengah masyarakat. Menurutnya, kerja sama lintas lembaga seperti ini sangat penting untuk membangun kesejahteraan sosial dari akar rumput.
“Program-program ini tidak hanya membantu secara langsung, tetapi juga menguatkan kepercayaan diri kita untuk bersama-sama mengurai persoalan sosial yang kompleks di Kabupaten Kuningan,” ujar Bupati Dian.
Kehadiran Poltekesos Bandung di Kuningan tak berhenti pada bantuan hari itu. Lembaga ini juga sedang melakukan penelitian untuk menetapkan desa binaan sebagai bagian dari inovasi sosial berkelanjutan. Desa yang nantinya terpilih akan difokuskan dalam pelayanan sosial dan pemberdayaan masyarakat.
“Semoga desa yang dibina nanti bisa menjadi model penanggulangan kemiskinan yang dapat direplikasi di tempat lain,” harap Tini, seorang lansia penerima bantuan yang hadir dengan anak perempuannya.
Bupati Dian menutup sambutannya dengan pesan harapan dan motivasi. “Kepada para penerima bantuan, mari kita syukuri nikmat ini. Tetap berikhtiar, dan percaya bahwa masa depan yang lebih baik sangat mungkin kita raih, sesuai potensi yang kita miliki.”
Bagi para penerima manfaat, hari itu bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah titik awal dari lembaran hidup baru yang lebih bermakna dan penuh harapan. (red)