Vera Verawati
Ibu Tunggal atau lebih dikenal dengan sebutan janda, Perempuan dengan identitas tersebut entah mengapa kian hari kian tinggi jumlahnya. Entah sebab kematian atau perceraian. Latar belakangnya perceraian juga berbeda-beda. Ada karena Wanita Idaman Lain (WIL), Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan lain-lain.
Tapi apa karena pada akhirnya perempuan-perempuan tersebut berstatus ibu tunggal bisa menjadi olok-olokan?
Bukan sesuatu yang mudah, ketika keadaan menempatkannya pada kondisi tersebut. Selain memulihkan luka kehilangan dan segera pulih demi orang-orang tercinta disekitarnya. Pekerjaan apapun diambil alih tanpa peduli tubuhnya butuh waktu untuk menyesuaikan. Berpikir, bekerja dan menghadapi semua soalan yang ada sendirian.
Menyimpan semua yang dirasakan dari sakit, sedih bahkan bahagia yang seperti sebuah impian semata. Namun, lihatlah bagaimana perempuan-prempuan itu mampu berlari lebih kencang dari orang-orang yang telah mengabaikannya. Tidak lagi peduli penilaian setiap mata yang melihat apa yang dikerjakannya sebagai upaya bertahan hidup.
Jika Sebagian di antaranya memilih jalan yang keliru menurut hukum, baik agama maupun social maka itu pilihan personalnya yang sama sulitnya dengan dia membiarkan perut anak-anaknya kelaparan. Tidak perlu menghakimi jika anda bahkan tidak pernah mengetahui seberapa tidak mudahnya menjadi ibu Tunggal.
Dengan harus menyelesaiakan semua tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Sedang tidak ada keinginan di hatinya membiarkan keluarganya merasakan kesulitan. Bahkan lupa atas kebahagiaan dirinya sendiri, demi dapat memberikan hak anak-anaknya atas hidup yang layak, makan yang cukup, rumah yang aman dan nyaman serta Pendidikan yang seharusnya.