Ketika STIKOM Meluluskan Siswanya Tanpa ‘Kuliah’, Menambah Buruknya Sistem Pendidikan

Berita Opini Pilihan

Oleh : Mardiyah
Aktivis Muslimah
KARTINI – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IV (LLDikti IV) telah menerbitkan surat keputusan/ sanksi berat kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Bandung karena terbukti melakukan pelanggaran berat.

Kepala LLDikti Wilayah IV, M. Samsuri, menyatakan, pelanggaran berat Stikom Bandung ditemukan saat dilakukan evaluasi, mulai dari perkuliahan yang tidak melalui proses pembelajaran, pemberian nilai fiktif, manipulasi nilai dan pemberian ijazah ketika tidak ada proses pembelajaran.

“Ketika evaluasi itu ditemukan beberapa kejanggalan seperti itu. Kemudian, bagi mahasiswa yang ‘lulus’ sudah harus punya nomor ijazah nasional itupun tidak dilakukan,” begitu penjelasan Samsuri dalam konferensi pers yang diadakan melalui rapat daring, Jumat ( tirto.id 17/01/2025).

Ijazah mahasiswa yang ditarik kembali oleh pihak kampus Stikom Bandung menambah panjang daftar buruknya sistem pendidikan di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pendidikan yang dipakai negeri ini tidak berhasil mendidik manusia menjadi lebih baik. Kasus seperti ini tidak akan terjadi jika sistem pendidikannya benar.

Sistem Pendidikan Sekuler
Aneh bin ajaib bisa bisanya Stikom Bandung mengeluarkan ijazah yang tidak sesuai prosedur semestinya. Apa yang ada di benak civitas akademika dengan semua kejadian ini? Apakah Aji mumpung? Mungpung ada mahasiswa yang sedang butuh ijazah maka dibuatkan saja meskipun dengan perkuliahan yang tidak memadai.

Mumpung ada yang bersedia membayar sejumlah uang untuk mendapatkan selembar ijazah tanpa proses perkuliahan yang memadai ya dilayani saja. Kira-kira mungkin seperti itu yang ada di benak mereka.

Apa yang terjadi di Stikom Bandung senyatanya adalah buah dari  sistem pendidikan sekuler yang merupakan salah satu subsistem dari sistem kapitalisme yang diterapkan hari ini.

Sistem ini menafikan  aturan agama (Islam). Dalam sistem ini pendidikan mudah untuk dikapitalisasi, mudah untuk diotak atik sesuai kemauan hawa nafsunya. Pendidikan dijadikan komoditas dan hanya berorientasi pada keuntungan materi.

Di sisi lain negara dalam sistem kapitalisme hanya berperan sebagai regulator/pengatur yang mengatur berdasarkan prinsip kemaslahatan subjektif. Ujung-ujungnya, muncul peluang penyelewengan di semua unsur dan level (negara, penyelenggara pendidikan, pelaku pendidikan.

Pendidikan yang Dikelola Sistem Islam
Daulah Islam/khilafah menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan pokok yang ditanggung negara, sehingga semua rakyat dapat mengakses dengan mudah dan gratis, karena Negara Islam memiliki sumber dana yang beragam dan banyak.

Daulah Islam mengatur kepemilikan berdasarkan syariat Islam. Ada kepemilikan individu, kepemilikan umum atau milkiyah ammah, dan ada kepemilikan negara. Kepemilikan umum adalah sumber daya alam yang jumlahnya melimpah.

Pengelolaannya harus dilakukan oleh negara, tidak boleh diserahkan pada swasta atau perorangan. Hasilnya harus digunakan untuk kepentingan rakyat. Misalnya untuk pembangunan jalan raya, biaya pendidikan rakyat, pembangunan mesjid dan lain-lain.

Tujuan pendidikan Islam adalah mencetak murid agar memiliki syaksiyah Islamiyah. Murid memiliki cara berpikir yang  Islami atau aqliyah Islamiyah. Murid juga diupayakan memiliki cara bersikap yang Islami atau nafsiyah Islamiyah.

Sistem pendidikan Islam menghasilkan orang-orang beriman bertakwa dan berperadaban tinggi. Allah berfirman : “Kalian adalah sebaik-baiknya umat…” (QS Ali Imran 110).

Islam mengharuskan kehidupan berasas akidah Islam, termasuk dalam penyelenggaraan sistem Pendidikan.  Semua manusia akan mempertanggung jawabkan urusannya hadapan Allah.  Oleh karena itu, semua urusan harus sesuai dengan aturan Allah, sesuai standar halal dan haram.

Untuk memastikan semua penduduk bumi ini baik dalam seluruh aspek kehidupan, maka harus tegak kepemimpinan Islam di bawah naungan khilafah. Karena Islam telah terbukti berhasil menangani pendidikan dengan baik  juga berhasil membangun peradaban yang unggul. Mampu mensejahterakan rakyat  dengan level tertinggi. Keamanan dan kesehatan terjaga dengan sangat baik. Kehidupan seperti inilah yang didambakan semua manusia. Wallahu ‘alam bishowab. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *