KARTINI (Kuningan)– Ide memilih untuk tidak memiliki anak/childfree semakin diminati. Data BPS terakhir sekitar 8,2 perempuan Indonesia dari rentang usia 15 sampai 49 tahun memilih untuk tidak memiliki anak (rri.co.id 15/11/2024 ).
Penyebab Childfree diantaranya pemikiran liberal mulai dari ide hak reproduksi milik perempuan sampai biaya hidup tinggi. Kapitalisme melahirkan ide feminisme, feminisme melahirkan ide childfree.
Kenapa para wanita memilih untuk tidak memiliki anak? Saat ini kondisi ekonomi memang sedang tidak baik-baik saja. Kebutuhan hidup tinggi sementara pemasukan minim. Pengangguran akibat PHK, minimnya lapangan kerja, harga-harga dan pajak yang naik terus, biaya pendidikan dan kesehatan yang tidak murah dan lain-lain.
Seperti itulah rata-rata negeri yang menganut sistem kapitalis. Kekayaan hanya berputar pada sedikit orang. Kondisi ini memicu pemikiran para feminis untuk mengambil dan menyebarkan ide childfree. Mereka khawatir tidak mampu dan tidak bisa membiayai pendidikannya kalau punya anak. Ataupun dengan alasan tidak mau repot mengurus anak. Pahitnya kehidupan akibat kapitalisme mendorong wanita/istri memilih childfree.
Selain itu umat saat ini kurang memahami ajaran bahkan jauh dari Islam. Sehingga pola pikir maupun pola sikap yang diambil bukan dari Islam. Ditambah lagi sistem yang diterapkan negara adalah sekuler. Sistem yang mengharamkan agama (Islam) mengatur kehidupan.
Sekularisme Membuat Tidak Percaya Konsep Rezeki.
Wanita muda/pasutri yang mengambil keputusan Childfree sebenarnya hanya berpikir untuk kesenangan semata. Meskipun ada sedikit manfaat buat mereka. Mereka lupa bahwa tujuan dari pernikahan adalah melestarikan keturunan.
Allah berfirman, “Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri, menjadikan bagimu dari pasanganmu anak-anak dan cucu-cucu, serta menganugerahi kamu rezeki yang baik-baik.” (QS An-Nahl 72).
Sayangnya negara hari ini memberi kebebasan paham rusak ini dengan alasan HAM. Kapitalisme menjadikan seseorang tidak begitu yakin bahwa Allah memberikan rejeki yang cukup untuk semua makhlukNya.

Dampak Buruk Childfree
Menurut dokter Ngabila, resiko kanker tertentu akan meningkat pada perempuan yang mengambil keputusan childfree. Jangan sampai hal ini diabaikan. Tidak ingin hamil atau tidak mau menyusui dapat meningkatkan risiko kanker ovarium dan kanker payudara, karena kehamilan dan menyusui membantu menekan ovulasi dan menurunkan paparan hormon estrogen, yang berhubungan dengan risiko kanker tersebut.
Wanita yang memilih tidak hamil juga mungkin lebih berisiko mengembangkan endometriosis, karena ovulasi terus berlangsung setiap siklus menstruasi tanpa jeda yang biasanya disumbangkan oleh kehamilan. Belum lagi adanya potensi masalah hormonal.
Mengutip dari laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, seseorang yang memilih childfree memiliki risiko lebih besar mengalami kesehatan fisik dan mental yang buruk. Di Republik Rakyat Tiongkok, Amerika Serikat, dan Kanada telah dilakukan penelitian yang menunjukkan bahwa wanita tanpa anak akan mengalami kesepian, depresi, dan tekanan psikologi yang lebih besar pada usia lanjut.
Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa efek buruk childfree terhadap kesehatan mental biasanya muncul pada usia tua. Keluarga yang tidak memiliki anak di masa tuanya akan kerepotan. Kondisi tua apalagi sakit pasti membutuhkan perawatan dari yang sehat. Anak yang mau merawat orang tua apalagi sakit adalah sebuah kebajikan selain itu perintah agama.
Dalam cakupan yang lebih luas, negara yang kaum wanitanya enggan melahirkan dan memiliki anak akan menjadi bencana. Negara akan kekurangan bahkan kehilangan generasi mudanya. Negara harus mengambil peran dalam mengatasi hal ini.
Islam Sistem of The Best
Syariah Islam telah menetapkan bahwa imam atau khalifah penanggung jawab urusan rakyatnya. Negara wajib menjamin kesejahteraan warganya. Sistem Islam mampu menguatkan akidah seseorang sehingga akan menolak ide childfree karena tidak sesuai dengan fitrah manusia dan akidah Islam.
Memiliki anak adalah kesempatan luar biasa bagi orang tua untuk beramal sholih. Orang tua yang mampu mendidik anaknya menjadi shaleh-shalehah akan menuai pahala dari keshalehan anaknya. Sementara yang memutuskan childfree tidak akan mendapatkan apa-apa.
Sistem pendidikan Islam akan menjaga akidah umat agar tetap lurus dan menjaga pemikiran sesuai Islam. Tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk syaksiyah Islamiyah pada setiap warga negara.
Negara Islam adalah pelaksana dan penjaga syariah Islam. Warga negaranya akan dididik agar paham syariah, termasuk syariah pernikahan. Tujuan dari pernikahan adalah untuk penyaluran ghorizah nau secara halal dan melestarikan keturunan. Adalah peran negara juga untuk membentengi masuknya pemikiran-pemikiran asing yang bertentangan dengan Islam. Wallahu ‘alam bishowab.**
Oleh : Mardiyah, Pendidik di Sekolah Anak Tangguh/SAT Pesantren Al-Mustanir Kuningan