KARTINI – Tidak terima baliho Calon Bupati Nomor Urut 2, H. Kamdan (Ridhokan) dirusak, sejumlah perempuan dari relawan emak-emak Dapil dua melakukan patroli baliho dan menggantinya dengan yang baru.
Mereka menyisir mulai jalur Jalan Nasional Jalaksana, Kecamatan Cigugur, Kadugede, Nusaherang. Mereka merasa ikut tersulut alam kebatinannya dan berupaya turut serta menjaga dari tangan-tangan jahil.
“Patroli baliho itu merupakan dampak dari aksi curat coret oleh pihak yang takut kalah dalam Pilkada. Jadi berusaha mendeskriditkan Paslon yang mendapat dukungan kuat dari arus masyarakat. Khususnya Emak-emak di Kab. Kuningan. Mereka terus bergerak secara senyap berkunjung dari satu pintu ke pintu lain,” ungkap Ibrohim, salah seorang relawan, saat ditemui, Minggu (13/10/2024).
Alat peraga kampanye (APK), sambung Ibrohim, merupakan identitas yang tidak boleh diganggu atau didzalimi. Sebab jika diganggu, sama saja membangunkan harimau tidur. Pihaknya selama ini merasa nyaman. Sehingga pergerakannya lebih cenderung door to door. Bukan memanfaatkan fasilitas pemerintah.
“Baliho yang disobek diganti dengan baliho baru. Jika ada yang roboh dibetulkan pemasangannya. Sehingga keadaannya lebih baik dan tidak ada pihak yang melakukan tindakan tidak terpuji,”katanya.
Yoan Ridho Suganda, di tempat terpisah menyampaikan bahwa kewenangan relawan membantu melancarkan apa yang sudah digariskan dalam program kerja pasangan M. Ridho Suganda dengan H. Kamdan. Memang diakui dirinya, tugas relawan cukup berat. Namun mereka bekerja secara sukarela tanpa pamrih.
“Relawan itu dahsyat. Kami berada di posisi sekarang, selain peran partai juga dibantu relawan yang bekerja siang malam. Saya sekarang bekerja melebihi aparatur sipil negara, jam kerjanya. Bayangkan saja, 10 titik minimal kadang lebih dari itu, berangkat pagi pulang tengah malam. Itu pun masih menerima tamu di rumah,” paparnya.
Ketika relawan ikut bekerja keras, masih kata Yoan, terus yang didukungnya mendapat gangguan dari pihak lain. Baik berupa perusakan APK, pemberitaan yang menyudutkan, wajar mereka tersentuh mata batinnya.
“Pilkada seharusnya dilaksanakan dengan riang gembira, bukan saling menyudutkan dan memprovokasi tidak benar. Fair fair saja, namanya juga berkompetisi. Jika saling memprovokasi maka akan terjadi gesekan di arus bawah. Hal ini harus dicegah sebelum terjadi,” tegasnya. (kh) **