Kliping Koran Menjadi Saksi Sejarah Perjalanan Karir UU

Profil

KARTINI – Sering sekali kita mendengar kalimat ‘setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya.’ Tentu dibalik semua itu, ada cerita tersendiri tentang perjalanan hidup seseorang, saat meniti karir maupun saat harus bangkit kembali dari keterpurukan.

Namun, seiringnya waktu, usia dan aktifitas kita yang terlalu padat, ingatan kita pun terbatas tentang kapan perjalanan karir kita itu membersamai Kita.

Disanalah butuh eviden (bukti) yang mengingatkan kita mengenang perjalanan-perjalanan hidup. Bisa melalui buku diary yang hanya bisa ditulis oleh tangan kita sendiri, atau yang lebih mengenang saat ada orang lain yang menuliskan nama kita dalam secarik kertas yang sangat berharga dan dibaca banyak orang, yaitu melalui ‘surat kabar’ (koran) yang merupakan salah satu media masa yang bisa dikatakan ‘abadi’ dan ‘klasik’.

Uu Kusmana, S. Sos., M. Si., adalah salah seorang birokrat yang sangat teliti, rapih, dan peduli terhadap pentingnya dokumentasi dan karya jurnalis.

Sejak tahun 2008, Uu rajin menggunting koran berita tentang dirinya yang dimuat di Surat Kabar. Entah itu tentang informasi mengenai programnya saat menjabat sebagai Kasubag Keuangan di Dinas Pendidikan, maupun tentang perjalanan karirnya.

Setelah Kasubag Keuangan, Uu dipercaya sebagai Kabid Diklat di Badan Kepegawaian Daerah (BKPSDM), rotasi lagi ke Kabid Penunjang Pendidikan Dinas Pendidikan, promosi ke eselon III Kabag Umum Setda, Kabag Ekonomi Setda, Kabag Barzas, Kepala Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian (Diskopdagperin), dan kini menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sejak September 2023 lalu.

“Ini sebagai eviden perjalanan karir Saya yang harus diketahui oleh keluarga Saya, keturunan Saya. Biar mereka tahu tentang perjalanan karir saya dari bawah sampai sekarang, liku-likunya, tantangannya, dan cerita perjalanan lainnya. Kalau mereka baca sendiri, akan beda rasanya, dan dibuktikan melalui kliping koran ini, ” papar Uu sambil memperlihatkan tiga map besar besar yang sudah dijilid rapi.

Hal itu pun menjadi arsip untuk memutar memori saat ada isi berita yang kritik, itu bisa menjadi pengingat pria yang supel ini. Juga sebagai pemicu semangat dan bernostalgia dengan kehidupan karir sebelumnya.

Selain itu, ada satu poin yang patut dihargai dengan kliping berita-berita itu sendiri. Itu membuktikan, bawa Uu adalah sosok birokrat yang menghargai karya teman-teman jurnalis dan kecintaannya terhadap tugas dan fungsi jurnalis.

“Ini sebagai bukti lagi, bahwa Saya sangat mencintai dan menghargai karya teman media.Saya tidak membuang koran begitu saja, apalagi dijadikan bungkus nasi, dan bungkus lainnya. Tapi Saya susun rapih, dikliping, dijilid.

Itu berlangsung sejak tahun 2008 sampai 2022, bahkan yang terakhir, tahun 2023 sedang disusun. Ini sebagai penghargaan buat Saya, dan karya teman-teman media, ” ulas pria yang kini harus mengasuh ribuan anak sekolah yang tersebar di ‘Kota Kuda’.

Kliping koran yang dijilid rapi, tebal, menarik tersebut bisa menjadi salah satu history tentang surat kabar yang hingga sekarang masih banyak diminati, tidak lekang oleh waktu dan klasik. Surat Kabar/Koran saat ini masih mempunyai komunitas tersendiri, dan masih banyak penggemarnya disaat dunia jurnalis dikepung dengan pemberitaan media online yang tinggal klik lewat digital.  (Kh)***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *