KARTINI (Kuningan) – Di antara kepulan asap wajan dan aroma sorabi oncom yang khas, tersembunyi cerita panjang tentang perjuangan. Selasa pagi (24/6/2025), ruang Aula Masjid Syiarul Islam menjadi saksi haru saat puluhan pedagang kecil dari pelosok Kuningan menerima bantuan Program Ekonomi Nasional (PENA) dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan.
Bukan sekadar nominal, bantuan Rp1 juta yang diberikan—separuh tunai dan separuh ditabung—menjadi simbol pengakuan atas kerja keras yang kerap luput dari perhatian. Ibu Sukaenah (69), pedagang sorabi asal Desa Cageur, tak kuasa menyembunyikan rasa syukurnya. “Saya dagang sorabi dari tahun 1996. Sekarang tua, tapi masih ingin mandiri. Bantuan ini buat tambah bahan dan kalau bisa buka warung kecil di rumah,” katanya, lirih.

Cerita senada datang dari Pak Anwar (62), buruh tani sekaligus penjual sorabi di Cijemit. “Modal saya tiap hari cuma Rp150 ribu. Untung sedikit, tapi bisa makan. Bantuan ini benar-benar meringankan,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Sosial Toto Toharudin menyatakan bahwa program ini adalah bentuk sentuhan kemanusiaan yang selama ini absen untuk segmen pelaku usaha seperti mereka.

“Baru kali ini, sorabi jadi perhatian khusus. Bukan hanya usaha, tapi juga tradisi dan kerja keras yang kita angkat,” tegas Toto.
Bupati Dian Rachmat Yanuar pun menekankan pentingnya tidak hanya menerima bantuan, tetapi juga merawat harapan dan membangun usaha dari bawah. Ia mengajak para penerima manfaat untuk berinovasi dan menjadikan dagangan mereka semakin menarik.
“Dari gorengan, dari sorabi, bisa jadi besar. Yang penting semangat dan tidak konsumtif,” pesan Bupati, mengingatkan agar uang bantuan tidak habis dalam sehari untuk keperluan belanja pribadi.
Bukan hanya tentang ekonomi, program PENA bagi para pedagang sorabi ini menjadi pernyataan bahwa kerja keras rakyat kecil patut dihargai, dan bahwa harapan selalu punya tempat—even di balik panci sorabi sederhana.(vr)