KARTINI (Kuningan) — Di tengah tantangan global terhadap ketahanan pangan dan perubahan iklim, sebuah pusat inovasi pertanian lokal di Kabupaten Kuningan justru menunjukkan arah baru yang menjanjikan. UPTD Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Cilimus kini menjadi sorotan setelah masuk dalam proses verifikasi lapangan untuk meraih penghargaan Aparatur dan Non-Aparatur Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat 2025.
Namun, di balik momentum verifikasi tersebut, tersimpan cerita lebih besar: transformasi BPP Cilimus dari sekadar lembaga penyuluhan menjadi motor penggerak inovasi pertanian yang mengintegrasikan edukasi, pariwisata, dan pemberdayaan masyarakat.

“BPP Cilimus bukan hanya menjalankan program, mereka menciptakan ekosistem,” ujar Dr. Wahyu Hidayah, M.Si, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan. Ia menyebut BPP ini sebagai contoh nyata dari pendekatan pentahelix yang melibatkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media dalam mendorong pembangunan sektor pertanian yang berkelanjutan.
Dalam sesi verifikasi yang digelar pada Selasa, 17 Juni 2025, tim dari Provinsi Jawa Barat melihat langsung capaian konkret BPP Cilimus. Inovasi-inovasi seperti pengembangan agro-eduwisata, sinergi dengan UMKM pangan lokal, hingga pembinaan komunitas petani milenial menjadi bukti nyata bahwa pertanian bisa menjadi ruang kreasi dan kolaborasi lintas sektor.

Lebih dari sekadar mengejar penghargaan, BPP Cilimus memosisikan diri sebagai model pembelajaran bagi balai penyuluhan lain di Jawa Barat, bahkan nasional. Di masa depan, mereka menargetkan pengembangan digitalisasi penyuluhan serta jejaring pemasaran produk pertanian lokal berbasis teknologi.
“Yang kami bangun bukan hanya lahan pertanian, tapi juga mentalitas petani yang tangguh, kreatif, dan terbuka terhadap perubahan,” ungkap salah satu penyuluh muda di BPP Cilimus saat berdialog dengan tim verifikator.
Dukungan kuat juga datang dari masyarakat setempat, pelaku wisata desa, dan generasi muda yang kini semakin banyak terlibat dalam program-program pertanian kreatif. Sinergi ini menjadi modal sosial yang memperkuat posisi BPP Cilimus sebagai kandidat kuat BPP terbaik se-Jawa Barat.
Jika nanti nama BPP Cilimus resmi diumumkan sebagai pemenang, itu bukan hanya kemenangan sebuah lembaga. Melainkan simbol bahwa pertanian masa depan lahir dari inovasi akar rumput, didukung kolaborasi luas, dan berorientasi pada keberlanjutan.
“Kita tidak sedang memburu prestasi, kita sedang menyiapkan masa depan pangan yang kokoh dari desa,” tutup Dr. Wahyu dengan penuh keyakinan. (vr)