Mengeja Kita, Dari Cinta, Kenangan dan Kritik Tajam

Opini Pilihan

Judul Buku       : Antologi Puisi Mengeja Kita

Penuli              : Forum TBM Kabupaten Sumedang

QRCBN            : 62-1251-0798-253

Penerbit          : Ceria Space

Buku berjudul Mengeja Kita (Antologi Puisi) dengan sampul bergambar buku, tangan yang menggenggam sebuah lingkaran dan di bawahnya beralas bunga serumpun dengan warna abu-abu gelap. Sangat Pilosofis untuk mencoba memahami dan mengartikan apa yang ingin disampaikan para penulisnya.

Terdiri dari 100 puisi tematis tentang perjalanan  para penulisnya di kota Sumedang tempat mereka tumbuh dan berkembang. Kata demi kata yang tersirat dalam setiap barisnya mengandung berjuta kenangan. Tentang jatuh cinta, luka, Bahagia hingga perihnya kehilangan serta kekecewaan yang dalam pada tatanan social yang dirasa makin berantakan.

Dari keseluruhan puisi, seperti sedang menikmati sebuah film tentang perjalanan sedari masa kecil hingga tubuh-tubuh merenta dihiasi roman dan pencarian. Penempatan diksi yang selaras memperindah sebuah ungkapan yang disamarkan dari para penulisnya. Seperti pada puisi karya Mahdi berjudul Dingin II.

Dingin remukan dinding tebal

Segumpal darah hitam

dan ketika itu lewat kereta

Menjerit-jerit malam

Seperti jiwaku.

Kegelisahan yang disamarkan dalam kata ‘Dingin’ dan mendeskripsikan pada kata-kata wajar namun penempatan yang tidak biasa mampu menyulapnya menjadi puisi yang bagus.  Ada lagi puisi Orang Gila Mati Rasa karya Tiffany Hardianty Suyitno. Salah satu baitnya :

Orang-orang gila yang mati rasa

Berlomba memanjat ambisi dengan membunuh empati

Mengorbankan mimpi manusia lain seakan mimpinya yang si paling layak

Bersekutu dengan setan melahap asa hatinya semdiri.

Walau masih ada beberpa kekurangan, mari kita sedikit bandingkan jika bait tersebut menjadi :

Orang-orang gila mati rasa

Berlomba memanjat ambisi membunuh empati

Mengorbankan mimpi manusia lain seakan mimpinya paling layak

Bersekutu melahap asanya sendiri

Puisi menjadi sangat menarik ketika pembaca diajak menjelajah menerka-nerka pesan yang tersirat di dalamnya. Selain itu masih ada beberapa kesalahan penulisan (typo) dalam buku ini. Secara keseluruhan Forum TBM Sumedang sudah sangat baik mengkoordinir karya menjadi buku yang asik dijadikan sahabat seperjalanan.

Buku Mengeja Kita rekomendasi menarik bagi pembaca terutama para penikmat puisi, mari menikmati sebuah penjelajahan dalam pencarian tentang banyak hal yang hilang lalu menjadi kenangan yang sebagian tak ingin dikenang namun tidak juga bisa hilang dari ingatan. Untuk Forum TBM Sumedang, teruslah berkarya dan berproses untuk bisa mencetak karya-karya berikutnya dengan lebih baik lagi.

Pondok Kata Rz, 17 Juni 2025

Profil Penulis :

Terlahir di  Jambi, 1 Februari 1979, Vera Verawati aktif sebagai Pengurus Forum TBM Kuningan, Ketua TBM Pondok Kata RZ, menulis lebih dari 30 Buku Antologi dan 2 Buku Solo (99 Puisi Asmaul Husna dan Bunga rampai Kopi Pagi di Gelas Retak). Untuk mengenalnya bisa di FB dengan akun Vera Verawati dan Instagram @ve43_79.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *