KARTINI (Kuningan) — Semangat baru menyelimuti para petani di Desa Sindangsuka, Kecamatan Luragung. Pada Kamis (12/6/2025), mereka menjalani awal yang berbeda dari musim tanam biasanya. Tidak ada lagi aktivitas menyemai benih di lahan pembibitan, tak ada pula repot memindahkan bibit satu per satu. Hari itu, mereka menyambut metode baru yang disebut Tanam Benih Langsung (TABELA)— cara tanam yang lebih praktis, hemat tenaga, dan menjanjikan hasil yang tetap optimal.
Salah satu petani, Bapak Udin (52), mengaku awalnya ragu saat ditawari untuk ikut uji coba sistem tanam ini. Namun setelah diberi pendampingan oleh penyuluh dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan, ia mulai melihat potensi besar dari cara baru ini.

“Biasanya saya butuh waktu hampir dua minggu buat nyemai dan pindah tanam. Sekarang langsung sebar benih ke sawah, selesai dalam sehari,” ujar Udin sembari menunjuk petaknya yang kini sudah ditanami varietas Inpari 42.
Metode TABELA ini tengah diuji coba di lahan seluas dua hektare, dan menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah dalam mendorong pertanian yang lebih efisien, cerdas, dan berkelanjutan. Kepala Diskatan, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si., bahkan turut turun ke sawah bersama para petani, menanam benih secara langsung dan memberikan semangat.
Menurut Dr. Wahyu, metode ini bukan sekadar inovasi teknis, tapi bagian dari gerakan bersama untuk meningkatkan daya saing petani di tengah tantangan modern.

“Kami tidak ingin petani tertinggal. Lewat TABELA, kami bantu kurangi biaya tanam, percepat proses, tapi tetap jaga kualitas hasil,” tegasnya.
Tak hanya efisiensi waktu dan tenaga, uji coba ini juga menggabungkan penggunaan pupuk cair organik, sebagai upaya menjaga kesuburan tanah sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Sebagian lahan bahkan dijadikan tempat perbandingan dua sistem pemupukan — sebuah langkah kecil menuju pertanian yang lebih hijau dan ramah lingkungan.
Dede Irawan, SE, Kepala UPTD KPP Luragung yang turut mendampingi kegiatan ini, mengatakan bahwa pihaknya akan terus memantau pertumbuhan tanaman hingga panen. Hasil dari demplot ini akan menjadi acuan perluasan program ke desa-desa lain.
Bagi petani seperti Udin, lebih dari sekadar teknis tanam, TABELA memberikan harapan baru, bahwa bertani di zaman sekarang tetap bisa maju, asalkan mau belajar dan dibimbing.
“Kami senang pemerintah mau turun langsung, bukan cuma kasih instruksi. Ini baru terasa petani benar-benar dibantu,” katanya sambil tersenyum.
Dengan metode TABELA, petani di Sindangsuka tidak hanya menanam padi—mereka juga sedang menanam harapan: harapan akan masa depan pertanian yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan tetap menjanjikan hasil yang sejahtera. Inovasi seperti inilah yang membawa pertanian Kuningan melangkah lebih jauh. (vr)