Pendidikan Karakter Lewat Latihan Semi-Militer: Perlukah?

Berita Sosial & Ekonomi

KARTINI (Kuningan) –Penutupan kegiatan Implementasi Pendidikan Karakter bagi 35 siswa SMP se-Kabupaten Kuningan yang dilatih oleh anggota TNI selama 14 hari, resmi dilangsungkan di BKPSDM Desa Cikaso, Kecamatan Kramatmulya, Minggu (1/6). Wakil Bupati Kuningan, Tuti Andriani, hadir dalam upacara penutupan, dan menyebut kegiatan ini sebagai bentuk lahirnya “tunas-tunas bangsa yang lebih tangguh.”

Namun, pendekatan semi-militer dalam mendidik siswa usia remaja menuai pertanyaan. Sejumlah pengamat pendidikan menilai bahwa ketahanan fisik dan kedisiplinan memang penting, tetapi perlu kehati-hatian agar pendidikan karakter tidak berubah menjadi indoktrinasi atau pendekatan kekerasan terselubung.

“Anak-anak usia SMP sedang dalam fase kritis pembentukan jati diri. Metode yang terlalu keras bisa berdampak pada psikologis dan cara berpikir mereka,” ujar salah satu pemerhati pendidikan karakter di Kuningan.

Kegiatan yang digagas oleh Pemerintah Daerah dan Kodim 0615 ini memang mendapatkan dukungan luas dari berbagai pihak, namun belum banyak dibahas secara terbuka mengenai efektivitas jangka panjang metode pelatihan disiplin ala militer bagi pelajar.

Dalam sambutannya, Dandim 0615 Letkol Arh Kiki Aji Wiryawan menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan membentuk karakter kuat dan cinta tanah air. Namun, belum ada evaluasi mendalam terhadap capaian psikologis dan sosial dari para peserta usai pelatihan.

Wakil Bupati Tuti menutup kegiatan dengan harapan agar para siswa mengimplementasikan pelajaran selama 14 hari ke dalam kehidupan sehari-hari. Namun pertanyaan mendasar masih menggantung: Apakah pendidikan karakter harus selalu diasosiasikan dengan ketegasan ala militer. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *