KARTINI(Kuningan) – Di tengah derasnya arus modernisasi dan tantangan moral generasi muda, peran guru ngaji, pengajar Madrasah Diniyah, Taman Pendidikan Al-Qur’an, serta takmir masjid menjadi semakin vital. Mereka adalah ujung tombak pendidikan karakter di akar rumput. Kesadaran inilah yang mendorong Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Kuningan bersama Pemerintah Daerah untuk tidak sekadar menyalurkan bantuan finansial, tetapi juga merintis langkah pemberdayaan berkelanjutan.
Pada Rabu (21/5/2025), Baznas Kuningan menyalurkan bantuan stimulan senilai Rp 540 juta kepada 1.544 penerima manfaat dari kalangan guru ngaji dan pegiat pendidikan keagamaan di 32 kecamatan se-Kabupaten Kuningan. Penyaluran simbolis digelar di Teras Pendopo Kabupaten Kuningan, diserahkan langsung oleh Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., bersama jajaran Baznas.

“Ini bukan sekadar pembagian bantuan. Ini adalah pengakuan terhadap kontribusi luar biasa para guru ngaji yang selama ini bekerja dalam diam, namun berdampak besar dalam menjaga akhlak generasi muda,” ujar Bupati.
Ia mengibaratkan kehadiran guru ngaji dan pendidik agama sebagai oase di tengah padang pasir, yang melengkapi keterbatasan pendidikan formal dalam membentuk kepribadian dan nilai-nilai spiritual.
Menariknya, penyaluran dana ini bukan program tunggal. Baznas dan Pemkab Kuningan berkomitmen mendorong keberlanjutan melalui program lanjutan. Salah satunya, peluncuran inisiatif “Ngaji Diri, Nyaah Ka Guru Ngaji, Produk Pesantren” dengan alokasi anggaran sekitar Rp 1 miliar untuk mendukung seribu guru ngaji kampung.

“Pemberdayaan guru ngaji harus menjadi gerakan bersama, bukan insidental. Kita ingin mereka mandiri secara ekonomi dan tetap bisa fokus mendidik generasi,” tambah Bupati.
Ketua Baznas Kuningan, Drs. H. R. Yayan Sofyan, M.M., menyebutkan bahwa dana stimulan tersebut berasal dari zakat yang dihimpun pada tahun 2025. Ia menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak, termasuk ASN, dalam memperkuat sistem zakat. Saat ini, kontribusi ASN baru mencapai 43% dari potensi zakat Rp 11 miliar.
“Kita belum maksimal. Jika 12.800 ASN rutin berzakat, dampaknya akan luar biasa. Kemiskinan dapat ditekan, dan ketimpangan sosial bisa dikurangi secara signifikan,” ungkap Yayan.
Baznas Kuningan juga mencatat kinerja positif tahun lalu, dengan total penghimpunan dana sosial keagamaan sebesar Rp 7,624 miliar, yang didistribusikan kepada 5.820 mustahik melalui lima program utama: kemanusiaan, kepedulian, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
Dukungan terhadap gerakan pemberdayaan guru ngaji juga datang dari Wakil Ketua II Baznas Provinsi Jawa Barat, KH. Ali Kosim. Ia menekankan pentingnya memposisikan guru ngaji tidak hanya sebagai penerima manfaat, tetapi sebagai agen perubahan sosial.
“Program seperti Ternaknesia dan rencana lumbung pangan berbasis tanaman pisang adalah contoh bagaimana Baznas bergerak dari sekadar memberi menjadi memberdayakan. Guru ngaji harus menjadi bagian dari proses ini,” tuturnya.
Acara ditutup dengan penyerahan simbolis bantuan oleh Bupati dan pimpinan Baznas kepada perwakilan lima kecamatan. Hadir pula tokoh agama serta para pegiat pendidikan Islam. Semangat yang mengemuka bukan hanya tentang bantuan, tetapi tentang komitmen membangun masyarakat berbasis nilai dan akhlak. (vr)