Raisa Tak Lagi Berjuang Sendiri: Harapan Baru dari Pelukan Kepedulian Pemerintah

Berita Sosial & Ekonomi

KARTINI(Kuningan)  –  Ada harapan yang kembali menyala di tengah perjuangan panjang keluarga kecil yang dilanda ujian berat dari  Dusun Kliwon, Desa Cileuleuy. Raisa Rafana, balita berusia 4 tahun yang menderita hidrosefalus, kini tidak lagi sendiri. Pemerintah Kabupaten Kuningan, melalui Tim Penggerak PKK, hadir membawa empati yang diwujudkan dalam langkah nyata.

Kamis (24/04/2024) menjadi hari yang tak akan dilupakan keluarga Deni Setiawan (30), ayah dari Raisa. Rumah sederhana mereka dikunjungi oleh Ketua TP PKK Kabupaten Kuningan, Hj. Ela Helayati, S.Sos., didampingi Camat Cigugur, Kepala Puskesmas Sukamulya, Kades Cileuleuy, dan Ketua Yayasan Graha Berdaya.

“Saya tidak menyangka akan diperhatikan sampai seperti ini. Kami selama ini berjuang sendiri, kadang bingung harus ke mana membawa Raisa berobat,” ujar Deni, matanya berkaca-kaca menyambut rombongan yang datang dengan tangan terbuka.

Kunjungan itu bukan hanya membawa kabar baik, tetapi juga solusi konkret. Hj. Ela Helayati memastikan bahwa Raisa akan segera dibantu untuk mendapatkan pengobatan melalui fasilitas BPJS dan dukungan medis lanjutan. Tak hanya itu, keluarga Deni juga ditetapkan sebagai penerima bantuan langsung tunai (BLT) dari desa, sebagai bagian dari perlindungan sosial.

“Kami datang bukan hanya membawa simpati, tapi juga solusi,” ujar Hj. Ela. “Kami ingin Raisa tumbuh dengan harapan, dan keluarga ini tahu bahwa mereka tidak sendiri.”

Deni dan istrinya, yang selama ini hidup dalam keterbatasan ekonomi, merasa seperti mendapatkan suntikan semangat baru. “Yang kami butuhkan memang bukan hanya obat, tapi juga keyakinan bahwa kami diperhatikan. Alhamdulillah, hari ini kami merasa didengar,” kata sang ibu, lirih.

Camat Cigugur, Yono Rahmansyah, menegaskan bahwa ini adalah bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah dan elemen masyarakat. “Langkah cepat seperti ini penting agar tidak ada warga yang merasa ditinggalkan.”

Kepala Desa Cileuleuy, Sadar, juga berjanji akan terus melakukan pendampingan. “Kami akan pastikan Raisa mendapat perhatian dan bantuan secara berkelanjutan.”

Kisah Raisa menjadi pengingat bahwa di balik angka-angka statistik, ada nyawa dan harapan yang bertaruh. Pemerintah Kabupaten Kuningan membuktikan bahwa pembangunan sejati bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi tentang sentuhan kemanusiaan yang menyelamatkan masa depan. (vr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *