Hari Buku Sedunia 2025, Mari Bangun Empati Melalui Buku

Opini

KARTINI– Buku adalah pintu ke mana saja, dan membacanya adalah langkah menuju kebebasan berpikir. Hari Buku Sedunia yang diperingati setiap tanggal 23 April menjadi momen penting untuk merefleksikan kembali peran buku dalam kehidupan manusia, terutama di tengah era digital yang begitu cepat berubah. Tahun 2025 membawa tantangan dan harapan baru terhadap budaya literasi yang semakin kompleks.

Mengapa Hari Buku Sedunia Penting?

  • Menghidupkan Minat Baca. Membaca bukan sekadar aktivitas intelektual, tetapi juga tindakan membebaskan diri dari ketidaktahuan dan memperluas cakrawala pemikiran.
  • Menghargai Penulis dan Penerbit. Peringatan ini juga menjadi penghormatan kepada para penulis, editor, penerbit, dan pustakawan yang telah berkontribusi dalam menciptakan pengetahuan.
  • Melawan Krisis Literasi. Di berbagai wilayah, masih banyak tantangan literasi dasar. Hari Buku menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran kolektif terhadap pentingnya pendidikan literasi.

Refleksi untuk Tahun 2025

  1. Digitalisasi Buku dan Tantangan Akses. Kemajuan teknologi memungkinkan akses buku digital lebih luas, namun kesenjangan digital masih menyisakan pekerjaan rumah dalam pemerataan literasi.
  2. Perubahan Pola Baca Generasi Muda. Generasi Z dan Alpha cenderung menyukai konten visual singkat. Tantangan ke depan adalah menjembatani bentuk literasi tradisional dengan kebiasaan digital yang baru.
  3. Buku sebagai Ruang Dialog Multikultural. Buku tidak hanya menyimpan pengetahuan, tetapi juga menjadi media lintas budaya untuk saling memahami satu sama lain di tengah dunia yang terus terfragmentasi.
  4. Peran Komunitas dan Ruang Baca Alternatif. Munculnya taman baca, perpustakaan mini, dan klub buku menunjukkan bahwa gerakan literasi bisa tumbuh dari masyarakat akar rumput.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

  • Mulai kembali kebiasaan membaca minimal satu buku dalam sebulan.
  • Dukung penerbitan lokal dan penulis independen.
  • Donasikan buku ke taman baca atau sekolah-sekolah di pelosok.
  • Gunakan media sosial untuk berbagi kutipan inspiratif dari buku favorit.
  • Ajak anak-anak dan keluarga untuk menjadikan membaca sebagai kegiatan bersama.

Hari Buku Sedunia 2025 bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga ajakan untuk merenung: sudahkah kita memberi ruang cukup bagi buku dalam hidup kita? Mari menjadikan buku sebagai sahabat setia dalam perjalanan kita menapaki kehidupan yang lebih bijak, berpengetahuan, dan berempati. (vr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *