Hari Raya Bukan Ajang Pamer

Opini

KARTINI– Ramadan berakhir, ketukan di pintu Hari Raya mulai ramai. Nyaring takbir teriring, puja-puji atas Sang Kuasa dan Cinta-Nya yang tiada batas. Peluang dan kesempatan bertemu handaitaulan terbuka lebar. Siapkan hati untuk luaskan sabar. Ketika menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang kadang bikin gemetar.

“Kapan nikah?”

“Kapan punya anak?”

“Kerja di mana?”

Seabrek pertanyaan yang kadang membuat seseorang harus menghela napas untuk menjawabnya. Bukan karena keberatan untuk menjawab melainkan ibarat menegaskan sebuah kekurangan. Seperti aib yang dibongkar terang-terangan.

Hari Raya adalah momen yang setiap orang menginginkan kebahagiaan tanpa dirusak oleh hal-hal apapun. Bertemu sanak saudara untuk memperat hubungan baik, bukan ajang untuk saling memamerkan pencapaian. Empati tidak mesti dengan mengulurkan tangan memberikan bantuan pada salah satu keluarga yang hidupnya tidak seberuntung yang lain.

Setidaknya menjaga perasaan mereka dengan tidak melihat orang-orang terkasihnya menunjukan apa-apa yang tidak dimiliki mereka. Tidak ada iri di hati yang bersih, tidak ada amarah walah rasa kecewa itu ada, karena Idulfitri tetaplah fitri (suci), yang tidak terkotori oleh terpaparnya sikap ria dan sombong, oleh harta dan jabatan yang hanya titipan.

Pulang kampung, berkumpul untuk saling menyimpul makna sejatinya saudara saling menyayang, menjaga, dan mengasihi tanpa melukai. Jika tidak bisa membantu mengurangi apa yang menjadi ketidakmampuannya, maka dengan tidak memamerkan apa yang dipunya cukup untuk menjaga hati mereka agar tidak terluka.

Hari ini anda bisa memiliki segala. Dari rumah mewah, mobil bahkan hingga pesawat mampu anda miliki. Terpenuhi setiap keinginan, tapi tidak dengan ketenangan dan kebahagiaan. Satu cara untuk mendapatkannya adalah dengan tidak memiliki keinginan untuk menyombongkan setiap hal yang sementara dipunya.

Ingat satu hal, waktu bergulir begitu juga keadaan. Jika hari ini di atas bisa jadi esok atau lusa di bawah. Jika sekarang kemewahan dan berlimpahan, kita tidak pernah tahu satu atau dua tahun ke depan. Maka, tempatkan orang lain semestinya anda ingin ditempatkan di mana. Sesungguhnya tidak ada harta yang lebih berharaga selain cinta dan keluarga. (vr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *