KARTINI – Tak terasa bulan Romadhon akan segera usai. Hanya tinggal hitungan hari bulan Romadhon akan pergi meninggalkan kita. Berat rasanya bahwa kita akan segera berpisah dengan bulan Romadhon. Namun, umat muslim juga pasti akan sangat menantikan datangnya hari Raya Idul Fitri.
Setiap tahun, kita pasti selalu menyambut Lebaran dengan penuh semangat, suka ria dan harapan. Layaknya sebuah tradisi yang tak pernah luput dan selalu dinantikan di hari lebaran. Kita berbondong-bondong membeli pakaian baru, menghias rumah, dan mempersiapkan hidangan lezat untuk keluarga dan tamu. Namun, apakah Lebaran hanya tentang hal-hal yang baru?
Pasti sahabat masih ingat ketika di usia kita yang masih kecil, Lebaran adalah waktu yang sangat dinantikan. Kita maupun juga keluarga akan mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut Idul Fitri dengan sangat detail, dari pakaian baru hingga hidangan lezat. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, hal yang perlu kita sadari bahwa Lebaran bukan hanya tentang hal-hal yang baru, tapi juga tentang makna dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Lebaran adalah momen penting untuk kita dapat saling memaafkan dan meminta maaf, untuk memperbarui hubungan dengan keluarga, kerabat dan teman, dan untuk memperkuat iman dan spiritualitas. Lebaran adalah waktu di mana kita dapat mengintrospeksi diri, untuk memikirkan apa yang telah kita lalui, dan apa yang masih perlu kita perbaiki.
Satu kebiasaan yang menjadi tradisi yang seperti menjadi sebuah keharusan pada saat datangnya Lebaran adalah dengan terbiasanya dengan segala yang baru.
Namun, Lebaran tak mesti baru ya sahabat. Kita tidak perlu membeli pakaian baru atau menghias rumah dengan sangat mewah. Terlebih jika setiap keadaan dan kondisi kita yang berbeda-beda. Tak perlu memaksakan dengan sesuatu yang baru terlebih keadaan kita yang tidak mendukung.
Karena esensi nya Lebaran adalah bukan ajang untuk memperlihatkan apa yang kita pakai, apa yang kita suguhkan maupun yang ingin kita perlihatkan. Yang terpenting adalah bagaimana kita memahami makna dan nilai-nilai di hari Raya Idul Fitri, dan kita dapat menghidupkan semangat Lebaran di hati kita dengan berharap mendapat keberkahan dengan hati yang kembali suci.
Dari tahun-tahun sebelumnya beberapa diantara kita pasti telah mencoba untuk menghidupkan semangat Lebaran dengan cara yang lebih sederhana. Dengan tidak membeli pakaian baru, tapi mempersiapkan hidangan lezat untuk keluarga dan teman. Tidak berlebihan dalam menghias rumah dengan sangat mewah, namun dapat memperbarui hubungan dengan keluarga, kerabat dan juga teman.
Dengan kesederhanaan bukan berarti menghilangkan makna Lebaran namun akan menjadikannya lebih bermakna dan lebih menyenangkan. Tidak memaksakan diri dengan keadaan kita masing-masing untuk mengupayakan semua harus yang baru. Dan tidak juga untuk membanding-bandingkan dengan yang lain dengan apa yang tidak bisa kita upayakan.
Sebagai umat muslim sudah seharusnya kita selalu berucap syukur dengan segala nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita, dan berdoa untuk kita dapat bertemu kembali pada Romadhon yang akan datang.
Jadi, mari kita menghidupkan semangat Lebaran di hati kita, tanpa perlu memaksakan semua harus dengan yang baru. Namun, mari kita memahami makna dan nilai-nilai Lebaran, dan kita menghidupkan semangat Lebaran dengan cara yang lebih sederhana dan lebih bermakna.
Sambutlah hari raya Idul Fitri dengan suka cita, dalam kesederhanaan, serta dapat mempererat silaturahmi dengan keluarga, kerabat dan sahabat. **
Oleh : Dian Aprianti