KARTINI – Menyikapi banyaknya berita terjadinya titik-titik baru adanya kerusakan lingkungan. Dari banjir, bangunan amblas, hingga gedung baru tiba-tiba roboh. Ada apa dengan alam ini, atau justru kerusakan itu faktor utamanya adalah perbuatan manusia sendiri yang tidak bertanggungjawab. Menjamurnya perumahan-perumahan, resto, hingga tempat wisata yang pembangunannya entah memiliki legalitas atau tidak.
Dalam pembangunan properti seperti perumahan, gedung komersial, atau infrastruktur lainnya, kondisi tanah sering kali menjadi aspek yang kurang diperhatikan oleh para pengembang. Padahal, memahami karakteristik tanah di lokasi pembangunan memiliki dampak besar, baik terhadap keberlanjutan proyek maupun kelestarian lingkungan.
Kondisi tanah memengaruhi stabilitas bangunan. Tanah yang tidak sesuai atau tidak dipersiapkan dengan baik dapat menyebabkan kerusakan struktural seperti retakan, penurunan tanah, atau bahkan keruntuhan bangunan. Masalah ini tidak hanya membahayakan penghuni, tetapi juga meningkatkan biaya perawatan dan renovasi di masa depan.

Dengan melakukan analisis geoteknik yang komprehensif, pengembang dapat mengidentifikasi risiko tersebut sejak dini dan mengambil langkah pencegahan, seperti perkuatan fondasi atau penggunaan teknik stabilisasi tanah.
Selain itu, pengabaian terhadap kondisi tanah berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan yang lebih luas. Misalnya, pembangunan di area dengan daya serap air rendah tanpa perencanaan drainase yang baik dapat memicu banjir di daerah sekitar. Begitu pula, penggalian yang tidak terkendali atau pembangunan di tanah labil seperti lahan gambut dan daerah tebing dapat meningkatkan risiko longsor, yang tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga membahayakan nyawa manusia.
Berdasarkan konsep umum dalam kajian lingkungan, teknik sipil, dan pembangunan berkelanjutan. Seperti tertulis dalam Buku “Geotechnical Engineering: Principles and Practices” oleh Donald P. Coduto. Membahas pentingnya analisis tanah dalam konstruksi dan dampaknya terhadap stabilitas bangunan serta lingkungan.
Dari sudut pandang ekologi, kondisi tanah juga berpengaruh terhadap keberlangsungan keanekaragaman hayati di area tersebut. Tanah yang sehat menjadi rumah bagi berbagai organisme dan mendukung pertumbuhan vegetasi lokal. Perubahan struktur tanah akibat aktivitas pembangunan yang tidak terkendali dapat mengganggu ekosistem dan mengurangi fungsi tanah sebagai penyaring alami polutan.
Oleh karena itu, penting bagi para developer untuk mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam setiap tahap pembangunan. Melakukan kajian lingkungan secara menyeluruh, memahami kapasitas daya dukung tanah, dan merancang pembangunan yang ramah lingkungan adalah langkah yang tidak hanya memberikan manfaat jangka panjang bagi proyek, tetapi juga membantu menjaga keseimbangan alam.
Dengan demikian, pembangunan yang bertanggung jawab tidak hanya menciptakan nilai ekonomis, tetapi juga melindungi lingkungan untuk generasi mendatang. (vr)