KARTINI – Sangkanika Edugarden Eatery and Wellness menjadi saksi kolaborasi para sineas lokal dalam acara screening film dan diskusi kreatif yang digagas untuk memperkuat ekosistem perfilman di Kabupaten Kuningan, pada Sabtu (24/11/2024).
Forum Film Kuningan, sebagai salah satu motor penggerak komunitas perfilman Kuningan, melihat acara ini sebagai momentum penting untuk mempererat silaturahmi, mengapresiasi karya sineas, sekaligus merangkul generasi muda dalam regenerasi dunia perfilman lokal.
“Kegiatan ini bukan sekadar ajang pemutaran film, tetapi juga ruang untuk membangun diskusi yang konstruktif. Kami ingin sineas-sineas Kuningan semakin dikenal dan diapresiasi, tidak hanya di kota ini, tetapi juga di tingkat yang lebih luas,” ujar AR Affandi, Ketua Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia Forum Film Kuningan.

Acara ini menampilkan berbagai karya sineas lokal yang memperlihatkan beragam kreativitas, di antaranya: Sekap (karya Bonti Cinema SMKN 1 Luragung), Persembahan (kolaborasi Kamar Kecil dan Roemah Film Affandi),
Pelanggan Terakhir dan Kecele (Mega Citra Kreasi), Barangbang Semplak (SCK Creative),
Chandrakara (Roemah Film Affandi), 456 (Kamar Kecil),
Putus Tapi Masih Cinta (kolaborasi Moreplay dan Lakoncara), Pemburu Jackpo (Mega Citra Kreasi).
“Melihat antusiasme yang hadir, kami optimis perfilman Kuningan memiliki masa depan yang cerah. Dukungan terhadap mereka sangat penting, karena di tangan mereka pula karya-karya kreatif akan terus berkembang,” tambah Endang Komara, Ketua Komite Ekonomi Kreatif Kuningan yang akrab disapa Kang Eko.
Selain pemutaran film, diskusi interaktif menjadi salah satu inti acara. Tedi Iskandar, Sekjen Forum Film Kuningan, menekankan pentingnya riset sebagai pondasi pembuatan film. “Riset yang matang akan menghasilkan cerita yang autentik dan relevan. Hal ini menjadi kunci agar pesan dalam film bisa tersampaikan dengan baik kepada penonton,” jelasnya.
Pembahasan lain yang tak kalah penting adalah struktur storytelling. AR Affandi menyebutkan bahwa narasi visual yang baik adalah hasil dari struktur cerita yang kokoh. “Film adalah medium bercerita. Jika narasinya kuat, penonton akan lebih terhubung dengan pesan yang ingin disampaikan,” katanya.
Forum Film Kuningan juga menggarisbawahi pentingnya sineas lokal mendapatkan apresiasi lebih besar di kotanya sendiri. Melalui acara seperti ini, sineas lokal tidak hanya diberi ruang untuk menunjukkan karya mereka, tetapi juga dipertemukan dalam diskusi untuk saling belajar dan berbagi pengalaman.

“Kami berharap acara seperti ini dapat terus berlanjut dan berkembang. Dengan semakin banyak sineas yang terlibat, baik generasi senior maupun junior, ekosistem perfilman di Kuningan bisa menjadi lebih solid dan dikenal lebih luas,” tutup AR Affandi.
Kabupaten Kuningan diakui memiliki potensi besar di sektor ekonomi kreatif, khususnya perfilman. Forum Film Kuningan berkomitmen untuk terus mendorong kolaborasi lintas komunitas dan generasi sebagai langkah nyata untuk memajukan industri kreatif di Kuningan. (rfa)