KARTINI – Model dan strategi pengentasan kemiskinan dengan konsep ekonomi wong cilik menekankan pemerataan kesempatan dan akses terhadap sumber daya serta distribusi kekayaan yang lebih adil.
Ekonomi wong cilik bertujuan untuk mengurangi kesenjangan sosial-ekonomi dengan menyeimbangkan distribusi kekayaan dan pendapatan, sambil tetap mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Salah satu aspek krusial dalam strategi ini adalah pendidikan, yang dipandang sebagai fondasi utama untuk pembangunan masa depan. Pasangan calon Ridho-Kamdan memahami bahwa pendidikan tidak hanya berfungsi untuk membentuk individu yang cerdas secara akademik, tetapi juga penting untuk membentuk generasi yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur.
Oleh karena itu, mereka mengintegrasikan pendidikan agama dan pengembangan pondok pesantren dalam visi mereka untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan berdaya saing.
Pendidikan Agama dan Pondok Pesantren, Pilar Pembentukan Generasi Berkarakter.Dalam rangka menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas tetapi juga religius, Ridho-Kamdan menekankan pentingnya pendidikan agama sebagai bagian dari kurikulum pendidikan. Mereka menyadari bahwa pemahaman yang baik tentang agama dapat membentuk karakter dan akhlak generasi muda. Oleh karena itu, mereka berkomitmen untuk memperkuat peran pondok pesantren dalam sistem pendidikan.
Program “Pendidikan untuk Semua” yang digagas oleh Ridho-Kamdan tidak hanya akan fokus pada peningkatan akses dan kualitas pendidikan akademik, tetapi juga akan memberikan perhatian khusus pada pendidikan agama.
Mereka akan mendukung pengembangan pondok pesantren sebagai pusat pembelajaran yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan agama tetapi juga membentuk karakter dan etika. Pendekatan ini diharapkan dapat melahirkan generasi yang memiliki keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan spiritual.
Langkah Kongkrit dalam Pengembangan Pendidikan Agama
Untuk mewujudkan visi ini, Ridho-Kamdan akan melakukan beberapa langkah kongkrit, antara lain:
Penguatan Infrastruktur Pondok Pesantren: Memperbaiki fasilitas dan infrastruktur pondok pesantren agar dapat memberikan lingkungan belajar yang kondusif dan modern. Ini termasuk penyediaan ruang kelas, perpustakaan, dan fasilitas lain yang mendukung proses belajar-mengajar.
Peningkatan Kualitas Pengajaran Agama: Menyediakan pelatihan bagi para pengajar di pondok pesantren untuk meningkatkan kualitas pengajaran agama. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa ilmu agama yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Program Beasiswa dan Dukungan Finansial: Mengembangkan program beasiswa bagi siswa pondok pesantren, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Dengan dukungan ini, diharapkan tidak ada anak yang terpaksa berhenti belajar agama karena kendala finansial.
Integrasi Kurikulum: Mengintegrasikan pendidikan agama dengan pendidikan akademik di sekolah-sekolah umum. Ini bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara pengetahuan dunia dan akhirat, serta membentuk karakter yang baik pada generasi muda.
Menghadapi Tantangan Zaman dengan Pendidikan yang Holistik
Ridho-Kamdan meyakini bahwa pendidikan yang holistik dan inklusif, yang mencakup pendidikan akademik dan agama, adalah kunci untuk menghadapi tantangan zaman dan membawa daerah ini ke arah kemajuan yang lebih besar. Mereka berkomitmen untuk menciptakan generasi penerus yang tidak hanya cerdas dan terampil tetapi juga berakhlak dan berbudi pekerti luhur.
Dengan pendekatan ini, Ridho-Kamdan berharap dapat menciptakan masyarakat yang lebih berdaya saing, adil, dan sejahtera, serta membangun transformasi sosial, ekonomi, dan budaya yang positif di seluruh wilayah. Pendidikan yang berorientasi pada keseimbangan antara kecerdasan akademik dan pemahaman agama diharapkan dapat menjadi fondasi yang kuat untuk masa depan yang lebih baik.**
Penulis: Imam M. Agung Fauzy (Juru Bicara Pemenangan M. Ridho Suganda)