KARTINI – Isu saling serang antar kubu pemenangan bakal pasangan calon pada Pilkada Kuningan 2024 semakin memanas, dan isu ‘gagal bayar’ sepertinya menjadi isu sexy yang terus digelindingkan kepada bapaslon tersebut.
Beberapa pemerhati berpendapat jika isu gagal bayar jangan menjadi isu yang saling serang, namun harus dihindari dalam bahan sosialisasi kepada masyarakat, apalagi nanti dalam tahapan kampanye, karena justru akan balik kepada si pembawa isu gagal bayar itu sendiri.
“Fenomena tunda (gagal?) bayar yang dialami Pemkab Kuningan beberapa tahun terakhir tidak dapat disalahkan pada pribadi orang per orang atau pihak tertentu saja. Tragedi tunda bayar dengan nominal ratusan miliar rupiah tentunya merupkan tanggung jawab kolektif para pengambil kebijakan,”ujar Sujarwo, salah seorang pemerhati kepada kartinikuningan.id, Rabu (18/9/2024).
Hal tersebut adalah duet antara eksekutif dan legislatif, terutama yang ada dalam lingkaran TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) di bawah arahan duet kepemimpinan Lembaga Eksekutif. “Jika saat ini terkesan ada yang menarasikan bahwa tragedi tunda (gagal) bayar merupakan tanggung jawab duet Bupati dan Wabup masa lalu, kiranya merupakan narasi yang kurang fair, ” katanya.
Kondisi politik yang memulai ‘menghangat’ seiring semakin dekatnya pelaksanaan Pilbup Kuningan 27 November’24 akan lebih elok jika menghindari isu tunda (gagal) sebagai alat saling ‘serang’ diantara balonbup/wabup. Sesungguhnya rakyat sebagai penentu siapa yang akan memimpin Lembaga Eksekutif 2024-2029, menantikan narasi yang menyiratkan solusi guna mengatasi situasi tunda (gagal) bayar.
Senada yang dikatakan Mulyana, lebih menonjolkan dan menggali isu visi misi bapaslon adalah isu yang harus lebih dimasifkan dalam mencuri perhatian masyarakat. “Stop isu gagal bayar. Justru para tim pemenangan harus membantu ketiga bapaslon dalam menyampaikan visi misi, bagaimana Kuningan kedepan supaya lebih baik. Sejatinya, curilah perhatian masyarakat yang lebih elegan, ” ujarnya.
Tentunya tahapan pilkada pun semakin mendekati tahapan kampanye, masyarakat harus lebih hati-hati dalam menerima informasi seputar tiga bapaslon Pilkada Kuningan tersebut. Jangan terjebak hoax, black campaign dan isu saling menjatuhkan para calon. (kh) ***