KARTINI – Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) No.60/PUU.XXII/2024, tertanggal 20 Agustus 2024, memberikan angin segar bagi para tokoh politik maupun kalangan lainnya yang ingin maju dalam kontestasi Pilkada 2024.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun www.kartinikuningan.id beberapa pekan terakhir ini, beberapa kandidat calon bupati Kuningan nampak kelimpungan mencari mitra koalisi dalam mengusung wakil bupati. Seperti calon bupati yang diusung dari PDIP, PKB, maupun partai yang akan berkoalisi pun nampak bingung dalam menentukan sikap politik mereka.
Hingga H-8 pendaftaran bakal calon ke KPU, baru ada pasangan Dian-Tuti yang dimunculkan dipermukaan, meskipun memang keduanya belum mendapat legalitas rekom dari partai yang mengusungnya. Sedangkan Calon Bupati M. Ridho Suganda dari PDIP, dan Yanuar Prihatin dari PKB kelimpungan mencari pasangan kepala daerah, karena menuver dari DPP partai mempresur daerah dalam menentukan sikap politiknya.
Salah seorang pemerhati politik yang juga tokoh masyarakat, H. Yusron Kholid, meyakini, keputusan MK akan merubah konstalasi politik pada semua tingkatan pilkada 2024. Dengan amar putusan terhitung sejak tanggal ditetapkan itu, bisa jadi setiap daerah akan miliki lebih banyak calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, termasuk Kuningan akan muncul banyak calon pilihan.
“Mudah-mudahan ruang dan peluang parpol atas nama mandat rakyat itu dapat lebih bernilai strategis bagi penguatan demokrasi serta maslahat sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat, “ujarnya.
Angin segar tersebut disambut oleh beberapa tokoh politik, dan juga bakal calon kembali bergairah. Diketahui, Perolehan suara Pileg 2024 Kuningan (% dari DPT yg digunakan) yaitu PKB 15%, Gerindra 14%, PDIP 20%, Golkar 13%, NasDem 7%, PKS 13%, PAN 7%, Demokrat 5%, PPP 6%.
Dari hasil tersebut yang bisa mencalonkan diri tanpa koalisi berdasar putusan MK terbaru, yakni PAN, PKS, Golkar, PDIP, PKB, Gerindra. Para calon yang sudah dijagokan dan sempat pesimis, yaitu H. Udin Kusnaedi (PAN), KH. Alfan Syafe’i (PKS), dan H. Dede Ismail (Gerindra), kini bergairah kembali.
Apakah mereka akan tetap melaju sebagai calon Bupati atau tetap memilih berkoalisi dengan kandidat terkuat lainnya?. (kh) ***