KUNINGAN (kartini) – Arus politik menuju kursi Pilkada Kuningan semakin deras, dan semua partai politik tengah melakukan grilya dan manuver agar bisa berkoalisi dan mendapatkan kemenangan dalam kontestasi Pilkada nanti.
Dari keterangan yang dihimpun www.kartinikuningan.id, setelah pupusnya Mantan Bupati Kuningan H. Acep Purnama, semua kalkulasi politik berubah, dan yang berambisi untuk menjadi calon bupati maupun calon wakil bupati pun banyak bermunculan, dan pertarungan semakin bergairah.
Terlebih ketika Sekda Dian menentukan sikapnya untuk maju dalam pertarungan Pilkada. Kalkulasi politiknya semakin mengerucut, dan sebenarnya partai politik banyak yang melirik sosok Dian Rachmat Yanuar, cuma tergantung kepada internal partainya itu sendiri, apakah mau mengusung kader murni atau tidak?.
Sosok yang dimunculkan oleh partai yang meraih kursi hasil Pileg Februari 2024, sama-sama memiliki massa yang fanatik. Akan tetapi sayangnya tidak ada satu partai pun yang bisa mengusung satu paket, seperti halnya pada Pemilu 2019, PDIP mengusung satu paket (Acep-Ridho).
Namun di Pilkada 2024, partai merah tersebut harus mencari pasangan dari partai lainnya, karena hasil Pileg 2024, PDIP harus puas dengan capaian 9 kursi atau 124.614 suara (sekalipun masih urutan pertama peraih suara terbanyak).
Disusul PKB dengan raihan 90.546 suara adalah partai yang mendapat kenaikan suara yang cukup signifikan dari Pemilu sebelumya. Juga Golkar bisa mendongkrak suara dari Pemilu 5 tahun sebelumnya dengan raihan 7 kursi setara dengan 77.344 suara.
PKS yang memiliki konstituen yang loyal mampu bertahan dengan goyangan Partai Gelora nya, PKS tetap meraup 7 kursi atau 81.490 suara. Sedangkan Gerindra, sangat berbeda dari raihan Pemilu 2019, di Pemilu 2024 Gerindra sangat anjlok dan harus puas dengan 6 kursi (87.387 suara). Gerindra pun saat ini tidak akan mendapat kursi pimpinan DPRD.
Apalagi partai yang hanya meraih 4 kursi seperti PPP dengan perolehan 36.887 suara, dan 3 kursi (PAN 43.541 suara, Demokrat 34.130 suara, dan Nasdem 40.749 suara) mereka harus menentukan sikap kemana mereka akan berkoalisi.
PDIP dengan mengusung H. M. Ridho Suganda dinilai masih mempunyai massa yang fanatik, terlebih basis PDIP di Kuningan masih loyal di beberapa daerah pinggiran. PKB dengan mengusung H. Yanuar Prihatin pun menjadi pesaing berat bagi parpol lainnya, dan mereka harus sedikit berkeringat untuk mengejar massa Yanuar.
Lalu, bagaimana dengan Gerindra dan PKS?, nampaknya partai pemenang Presiden tersebut di Kuningan nampak kurang harmonis, dan belum menentukan sikap. Sedangkan PKS, mengusung kader murni DR. K. Alfan Syafi’i tengah goyah pendiriannya untuk melabuhkan koalisinya, rumor yang beredar akan berpartner dengan PDIP.
Sosok Dian Rachmat Yanuar menjadi magnet tersendiri, dan semua partai politik sedang melenturkan ikat pinggangnya, apakah akan dilenturkan untuk sosok Dian Rachmat Yanuar, atau malah mengencangkan ikat pinggang politiknya?. (Tim Redaksi)***
(bersambung)