Menilik Kehidupan Transpuan Bagian 2

Berita Sosial & Ekonomi

KARTINI – Jika ketika kecil, Sasha Ramdhani (41 tahun) bisa memilih, ia akan langsung memilih menjadi seorang perempuan.

“Saya rasa, ini adalah skenario Tuhan sejak dalam kandungan, karena sejak kecil, saat TK yang aku ingat, itu saya merasa, Saya perempuan,” jelasnya.

Akan tetapi, karena harus mengikuti aturan di rumah maupun di sekolah, jika yang dilahirkan laki-laki harus memakai celana, dan yang dilahirkan perempuan harus memakai rok, maka Sasha mengikuti aturan tersebut. Keluarganya yang muslim dan dianggap cukup moderat pun sempat tidak setuju dengan perubahan perilaku Sasha.

Saat itu, Sasha melakukannya secara sembunyi-sembunyi, tapi ia tetap menunjukan prestasi yang cukup memuaskan di sekolah, bahkan sering menjadi juara dalam perlombaan, terutama jika ada perlombaan tata rias, dan itu menjadi kebanggaan orang tuanya. 

Keinginan untuk menjadi sosok perempuan terus berkembang hingga Sasha duduk di SMA, bahkan duduk di bangku kuliah, keinginan itu terus menjadi, dan terus menemukan jati dirinya. Setelah menemukan jati diri di komunitas transpuan tersebut, justru Sasha ingin membuktikan prestasinya kepada kedua orang tuanya, termasuk kepada masyarakat.

Diakhir perbincangan, saat ditanya seputar adanya kesetaraan pernikahan seperti di negara lain, Sasha merespon, “Aku yakin tidak hanya aku saja, beberapa teman pun, perjuangan kita bukan sekadar untuk pernikahan atau dalam konteks  ini yang dimaksud adalah pernikahan kesetaraan (marriege equality) . Apa yang kita perjuangkan lebih dari itu, menginginkan hak dasar kita sebagai warga negara Indonesia terpenuhi seperti yang lainnya, sebagai warga yang taat pajak, dan sebagai warga yang ikut aturan negara, sama seperti warga yang taat pada umumnya,” tambahnya. (Kh) ***

Bagaimana Menurut Para Pemuka Progresif ?

Bersambung

Liputan dan produksi ini menjadi bagia dari liputan kolaborasi #AgamaUntukSemua bersama Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUKyang terlaksana atas dukungan Koalisi#RawatHakDasarKita dan Embassy of Canada to Indonesia, in Jakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *