KARTINI – Persaingan antar kandidat yang ingin mencalonkan sebagai Bupati/Wakil Bupati Kuningan semakin masif dalam meraih simpati masyarakat.
Dari keterangan yang diperoleh kartinikuningan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah yang pertama unjuk kekuatan dalam menurunkan restunya, dan DPP telah merestui H. Yanuar Prihatin (anggota DPR RI) untuk bertarung dalam Pilkada Kuningan.
Disusul Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah menurunkan rekom kepada DR. H. Alfan Syafi’i dan telah melakukan tahapan komunikasi politik dengan beberapa partai yang akan berkoalisi dengan PKS.
Sedangkan partai lainnya masih bersitegang di internal partai, dan pengurus pusat belum menurunkan rekomendasi. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), kekuatan antara H. M. Ridho Suganda (mantan wakil bupati) dan Rana Suparman (anggota DPRD Kuningan) belum dipastikan oleh DPP PDIP, nampaknya surat rekomnya masih ditahan.
Namun, baligo yang ingin mendongkrak elektabilitas semakin menjamur. Rana Suparman misalnya, kendati belum mendapat restu dari DPP PDIP, namun baligho dengan tagline ‘Kang Rana Piraku Nyalon Presiden Kuningan?” pun mulai dipasang secara masif.
Rana mencoba mendekati masyarakat dengan hobi keliling hutannya. Mencintai lingkungan dan kembali ke alam menjadi ajakan spesial Rana kepada masyarakat Kuningan, dan tebar pesona pun terus dilakukan olehnya dengan melibatkan banyak komunitas yang mengaku cinta lingkungan dan budaya.
Begitupula M. Ridho Suganda. Meskipun balighonya tidak menjamur, namun blusukan ke masyarakat semakin bergerilya. Pendekatan masif kepada kaum milenial pun dilakukan Ridho, terlebih ia sendiri mempunyai hobi olahraga, sehingga hobinya dijadikan media untuk mengenalkan diri sebagai kandidat.
“Sampai hari ini (Minggu, 9 Juni 2024) yang saya ketahui, rekom dari DPP PDIP memang belum turun, sepertinya beberapa hari lagi. Nampaknya DPP juga tidak mau asal-asalan mengeluarkan rekom, ” ujar Sujarwo.
Begitupula dengan partai lainnya, seperti Gerindra apakah akan turun kepada H. Dede Ismail (anggota DPRD Kuningan)?. Juga Partai Golkar entah menunggu siapa sehingga belum juga mengeluarkan surat. Lalu untuk berkoalisi pun nampaknya partai-partai lainnya masih mengkalkulasi secara matang. (kh) ***