KARTINI – Ada 100 mesjid percontohan se-Kabupaten Kuningan yang menjadi percontohan. Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Kabupaten Kuningan telah memilih beberapa mesjid yang menjadi unggulan. Penilaian ini dilihat dari berbagai aspek termasuk fasilitas public yang terdapat pada masing-masing mesjid.
Ketua DMI Kabupaten Kuningan Dr. H. Ugin Lugina, Mpd, menyebutkan bahwa 100 Masjid Percontohan ini berasal dari masing-masing Kecamatan se-Kabupaten Kuningan.
“Setiap Kecamatan ada kami memilih 3 Masjid percontohan. Dengan standar percontohan meliputi Program kekompakan DKM untuk mewujudkan semangat berjemaah, pengelolaan fisik berupa kebersihan, keindahan dan kemakmuran Masjid serta Masjid yang ramah anak,” ujarnya saat menyampaiakan sambutan.
Berdasarkan hasil penilaian akhirnya Masjid Al-Istiqomah yang terletak di Desa Cilimus Kecamatan Cilimus menjadi Juara Umum Masjid terbaik dalam 100 Masjid Percontohan se-Kabupaten Kuningan.
Keputusan ini dicanangkan oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Kuningan sejak Bulan Ramadhan 1445 Hijriah lalu. Apresiasi diberikan kepada Masjid percontohan lainnya pada Minggu (26/05/2024). Diserahkan secara langsung oleh Penjabat Bupati Kuningan, Dr. Drs. H. Raden Iip Hidajat, Mpd bertempat di Taman Wisata Jambu Kristal “Pak Kebon”, yang beralamat di Desa Geresik Kecamatan Ciawigebang.
Menurut Ugin Lugina adalah upaya DMI Kabupaten Kuningan untuk memakmurkan Masjid sebagai pusat peribadatan umat islam, seperti yang tertera dalam slogan DMI yaitu menjadikan Masjid sebagai tempat Favorit umat.
Pj Bupati Iip Hidajat menyampaikan beberapa pesan agar DKM Masjid selalu merencanakan dan menyusun program kerja DKM selama satu tahun anggaran.
“Kami berharap melalui 100 Masjid percontohan ini menjadikan muaranya untuk kemakmuran masjid dapat terjaga. Selain itu titip untuk menyusun program DKM sebaik mungkin, selalu transparan dalam mengelola keuangan dan utamakan musyawarah dalam mufakat” tutur Iip.
Untuk kepengurusan DKM, Iip meminta agar dibantu Jamaah Masjid untuk senantiasa menjaga kebersihan dan kondusifitas masjid dan jadikan Masjid pusat peradaban. Menghadapi tahun politik di mana November mendatang akan diselenggarakan Pilkada serentak, Iip meminta agar tidak menggunakan masjid untuk kegiatan yang bernuansa politik praktis.
“Jadikan masjid sebagai pusat dakwah islam, pusat pembelajaran islam dan pusat peribadatan. kendatipun saat ini disekitaran masjid juga terdapat pusat ekonomi masyarakat, kesucian masjid agar selalu terjaga dan terawat bangunannya, namun hindari penggunaan masjid untuk kegiatan bernuansa politik praktis,” pungkasnya. (Vera) **