KARTINI – Perhelatan menuju Pilkada 2024 semakin hangat, dan sosok yang tertarik untuk menjadi kandidat bupati maupun wakil bupati Kuningan pun bermunculan.
Seperti yang digelar sejumlah ulama Kuningan, pada Rabu (15/5), di Ballroom Santika Linggasana Cilimus, mendeklarasikan untuk mendukung Wakil Ketua Komisi II DPR RI, H. Yanuar Prihatin agar ikut kontestasi pada Pilkada 2024 ini.
“Kami mendukung Pak Haji Yanuar untuk ikut mencalonkan sebagai Bupati Kuningan Periode 2024 – 2029. Beliau sudah sangat pantas untuk memimpin Kuningan, apalagi dengan kondisi Kuningan saat ini, Kami yakin beliau pasti bisa membawa Kuningan menuju perubahan,” ujar KH. Miftahul Ulum, Pimpinan Ponpes Miftahul Ulum kepada media.
Alasan lain, sejumlah kiyai dan ulama dari beberapa pondok pesantren di Kuningan mendukung H. Yanuar, karena figur anggota DPR RI dari Fraksi PKB tersebut selain agamis, juga merupakan pengurus Majelis Rosululloh, dan sosok ayahnya pun adalah figur kiyai dan pengurus PBNU.
Sementara itu, H. Yanuar ketika ditanya alasan untuk ikut bertarung dalam Pemilihan Bupati/Wakil Bupati Kuningan, putra daerah Kuningan tersebut menjelaskan, selain karena restu dari orangtua, juga melihat Kuningan yang harus dibenahi.
“Pasword pertama Saya adalah restu Ibu, maka Bismillah, Saya hari ini (Rabu, 15 Mei), secara formal mengembalikan formulir pendaftaran calon Bupati Kuningan Periode 2024 – 2029 ke Kantor DPC PKB Kuningan yang diantar oleh para kiyai dan ulama,”jelasnya.
Lalu melihat kondisi Kuningan yang sangat butuh perubahan. Diri nya mengaku sebagai putra daerah merasa terpanggil untuk mengabdikan diri di ‘Kota Kuda. Setelah beberapa puluh tahun berada di luar daerah, khususnya di DPR RI, H. Yanuar merasa saatnya untuk kembali ke Kuningan.
Ia juga menuturkan kondisi Kuningan, terutama dari fostur APBD memang kondisinya sangat tumpang, karena memang ada sesuatu yang tidak stabil, antara fostur belanja pegawai dan belanja modal. Kalau kondisinya seperti itu, menurut Yanuar, maka tidak akan bisa bergerak dalam menjalankan roda keuangan tersebut.
“Kalau dibiarkan terus seperti ini, sudah jelas pasti tidak akan bisa gerak, karena tidak stabilnya belanja modal dengan belanja pegawai. Maka ini perlu diluruskan, Kita cari akan permasalahannya, Kita benahi Kuningan, jangan biarkan kondisi keuangan terus menerus seperti ini, ” tandasnya. (kh)***